Tuesday, August 26, 2008

Akibat Berbuat Maksiat

“Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat yang disebut-sebut Allah dalam ayat,“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.\" (HR Tarmidzi)

Perbuatan Maksiat Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman yang artinya : "Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada ku" (QS.51:56) Disana Allah swt menegaskan kepada manusia, bahwa maksud dari penciptaan manusia dan jin adalah hanya untuk beribadah kepada Allah swt, lain tidak. Dalam rangka menunaikan tugas ibadah tersebut, manusia diperintahkan untuk taat dan tunduk kepada semua perintah Allah swt, baik yang langsung Allah swt firmankan dalam Al-Qur'an, maupun yang disampaikan melalui sabda Rasulullah saw.

Oleh sebab itulah di dunia ini hanya terdapat 2 golongan manusia. Golongan pertama adalah mereka yang selalu taat pada segala perintah Allah swt dan sunnah Rasulullah saw. Sedangkan golongan kedua adalah mereka yang ingkar kepada 2 hal tersebut. Perbuatan ingkar itulah yang disebut dengan maksiat dan setiap perbuatan maksiat itu adalah dosa.

Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziah mengatakan, bahwa orang-orang bodoh mengandalkan rahmat dan ampunan Allah swt sehingga mereka mengabaikan perintah dan larangan-Nya serta lupa dengan azab-Nya yang pedih dan tak mungkin dicegah. Barangsiapa yang mengandalkan ampunanNya tetapi tetap berbuat dosa, dia sama dengan orang-orang yang membangkang.


Nasib Para Pelaku Maksiat

Al-Qur'an telah banyak menceritakan berbagai kejadian dan bahaya yang ditimbulkan dari perbuatan maksiat. Cerita tersebut bukanlah sesuatu yang dibuat-buat atau lamunan, apalagi cerita bohong untuk sekedar menakut-nakuti manusia, namun ia benar-benar terjadi dan menjadi tragedi bagi umat manusia.

Diantaranya adalah banjir besar yang mencapai puncak gunung pada masa nabi Nuh as yang menjadikan penghuni bumi karam tenggelam, angin puting beliung yang berhembus keras membanting kaum ‘Ad hingga semua mati bagaikan pelepah kurma yang berguguran, guntur dahsyat yang mematikan kaum Tsamud, hujan batu di negri Sodom pada kaum nabi Luth yang membinasakan semua penghuninya, awan azab berupa mega naungan yang ketika turun bagaikan api yang membakar kaum Syu'aib, tenggelamnya Fir'aun dan kaumnya di sungai Nil, pekik keras yang menghancurkan orang-orang yang digambarkan dalam surat Yasin.

Sekali lagi, semua kisah tersebut benar terjadi. Dan penyebab turunnya azab Allah swt tersebut tidak lain adalah perbuatan dosa dan maksiat sehingga semua menjadi pelajaran bagi umat manusia hingga hari kiamat. Dalam hadits riwayat Ibnu Majah Rasulullah saw bersabda : "Wahai segenap Muhajirin, ada lima hal yang membuat aku berlindung kepada Allah swt dan aku berharap kalian tidak mendapatkannya. Pertama, tidaklah perbuatan zina tampak pada suatu kaum sehingga mereka akan tertimpa bencana wabah dan penyakit yang tidak pernah ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka. Kedua, tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan melainkan mereka akan tertimpa paceklik, masalah ekonomi dan kedurjanaan penguasa. Ketiga, tidaklah suatu kaum menolak membayar zakat melainkan mereka akam mengalami kemarau panjang. Sekiranya tidak karena binatang, niscaya mereka tidak akan diberi hujan. Keempat, tidaklah suatu kaum melakukan tipuan (ingkar janji) melainkan akan Allah swt utus kepada mereka musuh yang akan mengambil sebagian yang mereka miliki. Kelima, tidaklah para imam (pemimpin) mereka meninggalkan (tidak mengamalkan Al-Qur'an) melainkan akan Allah swt jadikan permusuhan antar mereka."

Rasulullah saw juga bersabda : "Jika engkau dapati Allah Azza wa Jalla memberikan limpahan kekayaan kepada seorang hamba padahal hamba itu tetap berada di dalam kemaksiatan, maka tak lain hal itu merupakan penundaan tindakan dari Nya" (HR Ahmad)

Selanjutnya beliau (Rasulullah saw) membaca ayat yang artinya : „Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS Al-An'aam : 44)

Imam Ahmad meriwayatkan, Abi Rafi' bercerita bahwa Rasulullah saw pernah melewati pekuburan Baqi. Lalu beliau berkata, "Kotorlah engkau, cis ... !" Aku menyangka kiranya beliau maksudkan diriku. Beliau bertutur, „Tidak, cuma inilah kuburan si fulan yang pernah kuutus untuk memungut zakat pada bani fulan lalu dia mencuri baju wol dan kini dia sedang dipakaikan baju yang serupa dari api neraka.

Dalam shahih Muslim dikatakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda : "Penduduk yang di dunia begelimang kesenangan sementara dia itu termasuk ahli neraka dihadirkan pada hari kiamat untuk kemudian dicelup dengan celupan neraka. Kemudian kepada mereka dikatakan, „Hai ibnu Adam, adakah kau lihat kebaikan ?" Dia menjawab, "Wallahi, tidak ya Rabbi !" Dan manusia yang di dunia paling sengsara hidupnya sementara dia itu calon penghuni surga akan dicelup dengan celupan surga. Lalu kepada mereka akan dikatakan, "Hai ibnu Adam, adakah kau peroleh kesengsaraan? Adakah kau temui kegetiran?" Dia menjawab, "Tidak, demi Allah ya Rabbi, tidak kudapati sama sekali.""

Sedangkan dalam shahih Muslim Rasulullah saw pernah bersabda tentang 3 golongan manusia yang pertama diadili di hari akhir. Golongan pertama adalah mereka yang mati syahid. Diantara mereka wajahnya tersungkur dan diseret ke neraka karena ternyata perang yang telah dilakukannya semata-mata hanya agar disebut pahlawan. Golongan kedua adalah orang yang sering membaca Al-Qur'an, rajin menuntut ilmu dan senantiasa mengamalkan pengetahuannya. Namun ternyata mereka juga tersungkur dan diseret ke dalam nereka. Mengapa ? Karena ternyata mereka hanya ingin mendapat gelar sebagai orang alim dan pintar. Golongan ketiga adalah seorang laki-laki yang seluruh kekayaannya dia korbankan. Tetapi nasibnya sama dengan kedua golongan sebelumya, ia tersungkur dan diseret ke neraka, karena ia melakukan itu agar dikatakan dermawan.

Masih banyak ayat-ayat Al-Qur'an maupun sabda Rasul yang menggambarkan akan bencana apa yang dialami oleh orang yang berbuat maksiat. Namun cukuplah kiranya beberapa ayat, hadits dan kisah diatas menjadi pelajaran bagi kita untuk bisa diambil hikmah dan membuat kita lari dari perbuatan maksiat.

Thursday, August 21, 2008

Renungkan sebelum bermaksiat




Ada seorang laki-laki mendatangi Ibrahim bin Adham, ia berkata, “Wahai Imam, saya ingin bertaubat dan meninggalkan seluruh dosa yang saya miliki. Jika suatu saat saya kembali melakukannya, tunjukkanlah padaku terapi yang dapat menghindarkan aku bermaksiat kepada Allah.”

Apakah Anda ingin seperti itu? Siapakah di antara kita yang tidak menginginkan bertaubat kepada Allah dan membuang seluruh dosa sejauh-jauhnya? Perhatikan dan camkanlah nasihat Ibrahim bin Adham secara sungguh-sungguh!

Ibrahim bin Adham berkata, “Jika Anda ingin bermaksiat kepada Allah, maka jangan melakukannya di atas bumi-Nya!” Maka laki-laki itu bertanya, “Dimanakah saya dapat bermaksiat terhadap-Nya?” “Di luar bumi-Nya.” Jawab Ibrahim bin Adham. “Wahai imam, bagaimana hal itu dapat terjadi, sedangkan bola bumi ini dalam genggaman-Nya?” Tanya lelaki tersebut. “Tidakkah malu bahwa bola bumi dalam genggaman-Nya?” Jawab Ibnu Adham.

Kemudian Ibrahim bin Adham berkata, “Jika Anda ingin bermaksiat kepada-Nya, maka janganlah engkau memakan rezeki-Nya!”

Lalu, lelaki itu bertanya, “Maka, bagaimanakah saya dapat hidup?” Ibrahim berkata, “Tidakkah Anda malu memakan rezeki-Nya sedangkan Anda bermaksiat kepada Allah?” Kemudian Ibrahim melanjutkan perkataannya, “Jika Anda bersikeras bermaksiat kepada Allah, maka bermaksiatlah di suatu tempat yang Ia tidak melihatmu!”

Laki-laki itu bertanya, “Bagaimana bisa seperti itu, sedangkan Ia selalu bersama kita, di manapun kita berada?” Ibrahim bin Adham menjawab, “Tidakkah Anda malu bermaksiat kepadanya sedangkan Dia lebih dekat denganmu?”

Jika Anda tetap bersikeras bermaksiat kepada Allah, maka jika malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu, katakanlah kepadanya, “Tunggulah sebentar sampai aku bertaubat!” kata Ibrahim bin Adham. “Lantas, siapa yang memiliki kekuasaan menunda kematian seperti itu?” tanya lelaki itu.

Ibrahim berkata, “Tidakkah engkau malu, saat datang malaikat maut sedangkan engkau dalam keadaan bermaksiat?”

Kemudian ia melanjutkan perkataannya, “Jika Anda engggan menghentikan perbuatan maksiat kepada Allah, tiba-tiba datang para malaikat Zabaniah Jahannam menyeret Anda masuk neraka, maka katakan kepada mereka, bahwa Anda tidak ingin pergi bersama mereka!”

“Bagaimana mungkin, saya bisa seperti itu?” tanya laki-laki tersebut.

Akhirnya Ibrahim bin Adham mengakhiri nasihatnya dengan mengatakan, “Tidakkah Anda malu kepada Allah setelah mengetahui seluruh penjelasan ini!”

Sekarang, bacalah sekali lagi dan gantilah laki-laki tersebut dengan nama Anda... ya Anda sendiri. Setelah Anda selesai membacanya, lontarkanlah satu soal kepada diri Anda, “Tidakkah aku malu kepada Allah SWT?”

Lihatlah pada kasih sayang Allah dan malulah kepada-Nya. Tidakkah Anda malu setelah penjelasan ini, jika Anda tetap bersikeras bermaksiat kepada Allah SWT maka masih ada satu lagi, lihatlah pada rahmat Allah yang diberikan untuk Anda agar mempunyai rasa malu dan lihat pula akan curahan kasih sayang-Nya dan suka cita-Nya kepada siri Anda.


Semulia Akhlak Nabi - Amru Khalid


Posted by Abu Luthfi on Aug 20, '08 6:36 PM for group islammenjawab

SANTAI...